HATIKU PERCAYA TUHAN PUNYA RENCANA
Hi malam..
Dengan judul postingan kali ini hatiku percaya Tuhan punya rencana jadi teringat lagu ini ;
Tiada yang seperti Engkau
Begitu mengasihiku
Kau Tuhan sanggup menjawab semua seru do,aku
Aku percaya Tuhanku ajaib kau Turun tangan memulihkanku
Aku percaya Tuhanku dahsyat kau turun tangan memberkatiku
Jika kita menghayati dari lirik -lirik lagu diatas kita tahu bahwa Tuhan itu mempunyai rencana yang indah didalam kehidupan kita dan Ia Sanggup menjawab doa – doa kita asalkan kita percaya, Jadi dengan modal percaya dan yakin bahwa Tuhan akan merancang sesuatu rancangan yang terbaik didalam hidup kita. Asalkan kita yakin dan percaya bahwa Tuhan akan merancangakan sesuatu rencana yang terbaik didalam kehidupan kita dan yakin dan percaya bahwa rancangan Tuhan itu adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh dengan pengharapan. (Yeremia 29 : 11).
ALLAH PUNYA RENCANA (Kejadian 46-47)
Apakah segala sesuatu yang terjadi di bumi ini terjadi karena kebetulan atau terjadi sesuai dengan rencana Allah? Pola pikir modern yang mengesampingkan Allah melihat hal-hal yang terjadi di bumi ini sebagai terjadi begitu saja sesuai dengan hukum alam. Dalam hal Yusuf, pola pikir modern akan menganggap semua yang dialami oleh Yusuf sebagai serangkaian kebetulan. Akan tetapi, pola pikir yang didasari oleh iman meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di bumi ini terjadi menurut rencana Allah. Semua pengalaman Yusuf merupakan bagian dari cara Allah memelihara umat-Nya pada masa kelaparan (45:5-8).
Memahami bahwa Allah memiliki rencana damai sejahtera bagi masa depan kita (Yeremia 29:11) merupakan sumber kekuatan dalam menjalani masa kini dan menghadapi masa depan.
Pertama, karena Allah memiliki rencana, kita tak perlu khawatir dengan apa pun yang sedang terjadi di bumi ini, karena Allah bisa memakai segala sesuatu untuk menjadi kebaikan bagi kita. Yang perlu kita lakukan adalah terus membangun keyakinan akan pemeliharaan Tuhan atas hidup kita.
Kedua, kita tak perlu kuatir bila mendengar ramalan-ramalan yang buruk, karena ramalan-ramalan tersebut lebih tepat disebut sebagai dugaan. Allahlah yang sesungguhnya menguasai masa depan. Walaupun ada ramalan yang kebetulan tepat, banyak ramalan yang sebenarnya hanya omong kosong. Lagi pula, bila kita membandingkan semua perkembangan yang terjadi di bumi ini dengan nubuat-nubuat Alkitab, jelas terlihat bahwa banyak nubuat Alkitab yang sedang digenapi.
Mari kita membangun keyakinan bahwa masa depan ada di tangan Allah, bukan di tangan para peramal.
(Yeremia 29:11) “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, … , yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
RENCANA ALLAH TAK TERDUGA
(Kejadian 48)
Apakah rencana Allah selalu sesuai dengan logika kita? Tidak! Rencana Allah di atas logika manusia sehingga kadang-kadang rencana Allah justru bertentangan dengan dugaan kita. Saat Yusuf melihat bagaimana Yakub memberkati Efraim dan Manasye, dia menyangka bahwa Yakub keliru karena Yakub sudah tidak bisa melihat lagi. Akan tetapi, ternyata Yusufl ah yang salah menduga. Salah mengerti semacam ini umum terjadi bila kita berusaha memahami rencana Allah. Kita pasti sering menjumpai bahwa apa yang terjadi dalam hidup kita tidak seperti yang kita duga sebelumnya.
Rancangan Allah jauh melampaui pemikiran kita. Bila kita mengevaluasi seluruh rancangan Allah, maka kesimpulan yang akan kita peroleh adalah ;
“Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” (1 Korintus 2:9).
Karena rencana Allah seringkali tak terduga, maka mengikuti rencana Allah berarti pertama-tama kita tidak boleh bersandar kepada pengertian kita sendiri, melainkan kita harus berusaha memahami rencana Allah atas hidup kita. Karena rencana Allah tidak selalu bisa kita duga sebelum suatu peristiwa terjadi, kita tetap bisa berharap kepada pertolongan Tuhan saat menghadapi situasi yang kita anggap sebagai jalan buntu. Yang mustahil bagi kita, tidak mustahil bagi Allah. Karena rencana Allah seringkali tidak terduga, kita tidak boleh dikuasai oleh perasaan kecewa. Sadarilah selalu bahwa apa yang kita mengerti saat ini baru sebagian rencana Allah, bukan keseluruhan.
(Yesaya 55:9) “Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.”
MENUAI APA YANG DITABUR (Kejadian 49)
Apakah perbuatan kita pada masa lampau menentukan nasib kita pada masa yang akan datang? Apakah pengampunan yang diterima orang berdosa tidak mencakup penghapusan akibat dosa? Berkat yang diterima anak-anak Yakub jelas berkaitan dengan masa lalu mereka. Tindakan pelecehan seksual oleh Ruben (35:22a) serta tindakan brutal Simeon dan Lewi (34:25) membuat mereka harus menuai hukuman dan kutukan (49:3-7). Sebaliknya, tindakan Yehuda yang berani mengambil tanggung jawab terhadap saudaranya (Benyamin, 43:8-9)) membuat Yehuda menuai berkat yang khusus (49:8-12).
Prinsip tabur-tuai merupakan suatu prinsip yang berlaku secara universal. Semua yang kita lakukan saat ini akan mendatangkan akibat pada masa mendatang.
Masalahnya, apakah pengampunan yang tersedia dalam Yesus Kristus tidak menghapus akibat dari dosa yang kita lakukan? Pertama-tama kita perlu memahami bahwa pengampunan dosa berkaitan dengan dibatalkannya hukuman Allah atas orang berdosa yang bertobat dan mau percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Penebus dosa, tetapi pengampunan tidak secara otomatis menghilangkan konsekuensi dari dosa yang kita lakukan. Bila kita telah menyakiti orang lain, kita tetap perlu minta maaf kepada yang bersangkutan. Bila kita telah melakukan kejahatan, kita mungkin harus menghadapi pengadilan dan masuk ke penjara. Seorang pezinah yang bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus akan dibebaskan dari hukuman Allah, tetapi tetap bisa menderita akibat terkena penyakit AIDS. Kita akan menuai sesuai dengan apa yang kita tabur. Oleh karena itu, marilah kita menabur kebajikan agar kita bisa menuai berkat Allah.
( Galatia 6:7 )“Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan.
Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.”
MELIHAT DENGAN CARA ALLAH (Kejadian 50)
Mengapa satu peristiwa bisa ditafsirkan secara berbeda oleh orang yang berbeda?
Perbedaan penafsiran umumnya disebabkan oleh pola pikir yang berbeda. Saudara-saudara Yusuf tidak bisa melepaskan ingatan bahwa mereka telah bersalah karena menjual Yusuf sebagai budak. Padahal, Yusuf telah memaafkan mereka. Perbedaan cara pandang terhadap satu peristiwa yang sama (yaitu peristiwa Yusuf dijual sebagai budak) disebabkan karena Yusuf melihat peristiwa itu sebagai cara Allah menuntun dia untuk menduduki posisi sebagai orang nomor dua di Mesir, sehingga ia bisa memelihara kehidupan seluruh keturunan Yakub. Sedangkan saudara-saudara Yusuf hanya mengingat kesalahan mereka tanpa menghubungkannya dengan rencana Allah. Tak mengherankan bila mereka terus diliputi oleh rasa bersalah.
Melihat segala peristiwa dari sudut pandang Allah akan menolong kita untuk menerapkan kasih Allah dalam kehidupan sehari-hari.
1. Melihat segala peristiwa dari sudut pandang Allah akan membuat kita memandang kehidupan secara positif, sehingga kita tidak gampang merasa kesal terhadap orang lain karena kita tahu bahwa Allah bisa memakai hal buruk yang dilakukan orang lain menjadi kebaikan bagi diri kita.
2. Melihat segala peristiwa dari sudut pandang Allah juga membuat kita melihat orang lain sebagai orang yang patut kita kasihi, bukan menilai orang lain dari manfaat yang bisa kita peroleh.
3. Melihat segala peristiwa dari sudut pandang Allah juga akan membuat kita selalu berpikir tentang bagaimana kita bisa memenuhi tujuan Allah melalui kehidupan kita, sehingga kita bisa menjadi berkat dalam segala situasi.
( Kejadian 50:20 ) “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku,
tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, …”
Prinsip tabur-tuai merupakan suatu prinsip yang berlaku secara universal. Semua yang kita lakukan saat ini akan mendatangkan akibat pada masa mendatang.
Masalahnya, apakah pengampunan yang tersedia dalam Yesus Kristus tidak menghapus akibat dari dosa yang kita lakukan? Pertama-tama kita perlu memahami bahwa pengampunan dosa berkaitan dengan dibatalkannya hukuman Allah atas orang berdosa yang bertobat dan mau percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Penebus dosa, tetapi pengampunan tidak secara otomatis menghilangkan konsekuensi dari dosa yang kita lakukan. Bila kita telah menyakiti orang lain, kita tetap perlu minta maaf kepada yang bersangkutan. Bila kita telah melakukan kejahatan, kita mungkin harus menghadapi pengadilan dan masuk ke penjara. Seorang pezinah yang bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus akan dibebaskan dari hukuman Allah, tetapi tetap bisa menderita akibat terkena penyakit AIDS. Kita akan menuai sesuai dengan apa yang kita tabur. Oleh karena itu, marilah kita menabur kebajikan agar kita bisa menuai berkat Allah.
( Galatia 6:7 )“Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan.
Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.”
MELIHAT DENGAN CARA ALLAH (Kejadian 50)
Mengapa satu peristiwa bisa ditafsirkan secara berbeda oleh orang yang berbeda?
Perbedaan penafsiran umumnya disebabkan oleh pola pikir yang berbeda. Saudara-saudara Yusuf tidak bisa melepaskan ingatan bahwa mereka telah bersalah karena menjual Yusuf sebagai budak. Padahal, Yusuf telah memaafkan mereka. Perbedaan cara pandang terhadap satu peristiwa yang sama (yaitu peristiwa Yusuf dijual sebagai budak) disebabkan karena Yusuf melihat peristiwa itu sebagai cara Allah menuntun dia untuk menduduki posisi sebagai orang nomor dua di Mesir, sehingga ia bisa memelihara kehidupan seluruh keturunan Yakub. Sedangkan saudara-saudara Yusuf hanya mengingat kesalahan mereka tanpa menghubungkannya dengan rencana Allah. Tak mengherankan bila mereka terus diliputi oleh rasa bersalah.
Melihat segala peristiwa dari sudut pandang Allah akan menolong kita untuk menerapkan kasih Allah dalam kehidupan sehari-hari.
1. Melihat segala peristiwa dari sudut pandang Allah akan membuat kita memandang kehidupan secara positif, sehingga kita tidak gampang merasa kesal terhadap orang lain karena kita tahu bahwa Allah bisa memakai hal buruk yang dilakukan orang lain menjadi kebaikan bagi diri kita.
2. Melihat segala peristiwa dari sudut pandang Allah juga membuat kita melihat orang lain sebagai orang yang patut kita kasihi, bukan menilai orang lain dari manfaat yang bisa kita peroleh.
3. Melihat segala peristiwa dari sudut pandang Allah juga akan membuat kita selalu berpikir tentang bagaimana kita bisa memenuhi tujuan Allah melalui kehidupan kita, sehingga kita bisa menjadi berkat dalam segala situasi.
( Kejadian 50:20 ) “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku,
tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, …”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar